Update Terbaru Seputar Usaha Florist Di Liputan6

From MMA Tycoon Help
Revision as of 08:52, 24 April 2024 by Britney18K (talk | contribs) (Created page with '<br>Menurut keterangan berpengalaman-mahir ini, maka bagaimapun pun jeleknya nasib perempuan di dalam kelompok itu, belumlah ia menjadi siksaan jiwa yang menyukai amat selaku...')
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search


Menurut keterangan berpengalaman-mahir ini, maka bagaimapun pun jeleknya nasib perempuan di dalam kelompok itu, belumlah ia menjadi siksaan jiwa yang menyukai amat selaku perempuan-perempuan tutupan di zaman sekarang ini. Sorot mata perem-puan-perempuan kelompok tentunya masih sorot mata "merdeka", toko bunga Semarang menilik gambar-gambar di dalam gua dari puluhan ribu tahun yang lalu, yang menggambarkan perempuan ikut "berpesta" dengan kaum laki-laki. Sebagaimana nasib serigala betina di dalam kelompok serigala bukan nasib yang jelek samasekali, - anjing serigala betina masih banyak kesenangannya & kemerdekaannya, maka perempuan kelompok pun masih banyak kesenangannya & kemerdekaannya.

Maka datanglah di dalam hidup mereka itu satu siksaan pedih, lebih pedih daripada siksaan yang yang lain; datanglah kepadanya siksaan "kesalnya menganggur" siksaan beratnya "duduk tenguk-tenguk". Die Frau und der Sozialismus" berkata, bahwasannya perem-puan adalah ’makhluk yang paling dulu diperbudak". Tetapi di lain ruang, di dalam majalah "Neue Zeit", ia pernah berkata pula, bahwasannya perempuan itu adalah "makhluk jang diperbudak selama-lamanya".

Mereka diladeni serupa Raja Puteri, mirip Dewi. Akan tetapi dalam bagi itu pun, mereka diperlakukan oleh "ridder-ridder" itu sebagai makhluk yang tak cakap hidup sendiri, tak cukup kecerdasan & kepandaian, tak kuat memikul pekerjaan pekerjaan masyarakat, tak penuh fikiran serta ingatan. Di dalam kalangan kaum atasan inilah, kaum perempuan benar-benar dipelihara & dijaga-jaga oleh "ridder-ridder" itu selaku blasterannya dewi & si tolol.

Pula di sini perempuan masih saja tersia-sia. Mesin berputar di paberik-paberik, bikin pelbagai barang yang dulu musti didirikan oleh perempuan di kalangan kaum atasan pula. Mesin itu memasukkan barang-barang itu ke dalam rumah tangga mereka, tapi toh tidak mengambangkan peri-kehidupan mereka menjadi senang. Apakah karena? Bukan di kalangan kaum rendahan saja, tetapi pun di kalangan amtenar serta kaum pertengahan dulu perempuan musti memintal & menenun sendiri, menjahit serta menyulam sendiri, membangun kuwih dan mengerjakan pelbagai pekerjaan rumah tangga sendiri, meskipun pekerjaannya itu tentunya jauh lebih ringan daripada pekerjaan perempuan-perempuan di kelas bawahan.

Perempuan harus cantik, namun kecantikannya itu wajib lain lagi dari kecantikan Srikandi yang sigap dan tangkas, ataupun lain lagi dari kecantikan Brunhilde yang laksana kecantikan singa betina, melainkan haruslah kecantikan jelita, halus bagai sutera, harus "tunduk mata", ramping badan, jatmika, seperti kecantikan karangan bunga Semarang melati. Pendek kata, idam-idaman kaum laki-laki adalah orang perempuan yang cukup memuaskan kebirahiannya tetapi harus "halus" dan "lemah lembut", yang tepat guna dengan status perhambaan dan ketaatan.

Tetapi setengah lagi kaum mahir, - misalnya Dr. Fleure dari University College of Wales -, mengatakan, bahwa fase perburuan dan pencaharian ikan itu bukan diikuti oleh periode peternakan, melainkan oleh periode menanam tumbuh-tumbuhan, yakni tahap pertanian. Morgan, seorang mahir lainnya, ada berpendapat lain lagi. Menurut beliau maka tidak ialah tahapan yang manusia hanya melulu berburu & mencari ikan saja.

Namun 35.000 tahun yang akhir ini, sudahlah ternyata dengan bukti-bukti, bahwa manusia telah "sempurna" seperti kami kebudayaan sekarang. Sudah barang tentunya total manusia itu dulu jauh kurang pula daripada sekarang. Sudah barang tentunya pula tidak di mana-mana di muka bumi itu terus-menerus ada manusia, & tidak di mana-mana pula peradaban manusia itu persis tuanya. Ada negeri-negeri yang sudah lama didiami manusia, ada negeri-negeri yang belum begitu lama didiami oleh manusia.

Manusia, makhluk yang paling kejam & paling edan antara semua hewan, sering kali sekali membungkus keadaan-keadaan masyarakat yang mendasar dengan adat-adat kebiasaan yang paling menggelikan. Couvade adalah satu diantara tipuan yang dijalankan oleh laki-laki, bagi mengusir wanita dari kedudukannya serta miliknya. Kami laki-laki mau merdeka dari asuhan ibu, kami mau merdeka mengeluarkan keringat kita buat kami sendiri, serta guna anak kita sendiri, kita mau merdeka menyusun saudara!

Pelayan-pelayan merupakan di kalangan kaum atasan itu pada mengerjakan pekerjaan yang berat-berat. Tetapi toh, hidup kaum perempuan atasan itu dari dulu mula satu "kehidupan rumah tangga" belaka. Sekolah-sekolah, kantor-kantor, spot-spot dunia ramai, karangan bunga duka cita pekerjaan-pekerjaan sebagai klerk, komis, pemegang buku dsb, tertutup rapat-rapat buat mereka. Di rumah tangga saja mereka harus mendekam. Tulisan "dia saleh dan menenun", tulisan batu kubur yang berbunyi demikian itu terutama sekali terdapat bagi kubur-kubur kaum perempuan kelas atasan.