Berita Terkini Terkait Usaha Toko Bunga Di Merdeka

From MMA Tycoon Help
Revision as of 10:47, 24 April 2024 by ChantalMelvin91 (talk | contribs) (Created page with '<br>Kemudian, [https://unusa.id/Dist/qr/tokobungasemarang florist Semarang] sederet pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengirimkan karangan bunga seperti. Terp...')
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search


Kemudian, florist Semarang sederet pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengirimkan karangan bunga seperti. Terpantau, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah Matali yang namanya sempat dikirimkan ke Kemendagri sebagai calon Pj Gubernur DKI turut mengirimkan karangan bunga atas dilantiknya Heru menjadi Pj Gubernur DKI. Mencapai pukul 10.24 WIB, karangan bunga Semarang bunga dari eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum ada di tempat Balai Kota DKI. Heru syah dilantik menjadi Pj gubernur DKI Jakarta menggantikan Anies Baswedan kepada Senin pagi. Acara pelantikan dilangsungkan di Gedung Kemendagri.

& yang tidak mendapat kesempatan bekerja sebagai kaum buruh? Juga mereka banyak yang jadi merdeka pula, namun merdeka yang menyukai sesat: merdeka selaku sundal. Sundal jadi salah satu peristiwa sosial dari kebudayaan industrialisme ini. Havelock Ellis mengatakan, bahwasannya abad ke-19 itu adalah "abadnya sundal". Tiap-di setiap kota besar di peradaban ini adalah "satu rumah sundal yang amat besar!". Bagaimana keadaan kaum perempuan fihak atasan ?

Mereka diladeni serupa Raja Puteri, serupa Dewi. Tetapi dalam bagi itu pula, mereka diperlakukan oleh "ridder-ridder" itu sebagai makhluk yang tak cakap hidup sendiri, tak cukup kecerdasan serta kepandaian, tak kuat memikul pekerjaan pekerjaan masyarakat, tak penuh fikiran serta ingatan. Di dalam kalangan kaum atasan inilah, kaum perempuan benar-benar dipelihara dan dijaga-jaga oleh "ridder-ridder" itu sebagai blasterannya dewi serta si tolol.

Tidakkah "kegentlemanan" kebudayaan sekarang ini, yang bersemboyan "kehormatan bagi para wanita", bagi hakekatnya berbatin juga menganggap lemah pada perempuan itu? & lama-lama idam-idaman kaum lelaki tentang wanita ini "mewujud" pada perempuan pula! Beratus-ratus tahun perempuan hidup di dalam napas "idam-idaman kaum lelaki terkait dengan wanita" ini, beratus-ratus tahun ia dipaksa hidup menurut "idam-idaman kaum lelaki mengenai wanita" ini, - sebab kalau tidak, tak mungkin ia mendapat suami -, maka lama-kelamaan idam-idaman kaum laki-laki ini jadi idam-idaman kaum wanita berkenaan dengan dirinya sendiri pula!

Dia mulai mencoba-coba mendirikan "rumah" yang akan melindungi dirinya & anak-anaknya daripada panasnya matahari dan basahnya air hujan, dinginnya hawa malam & tajamnya angin. Dialah yang dengan dahan-dahan kayu, ranting-ranting dan daun-daun mula-mula mendirikan gubug yang menyukai bersahaja. Serta bukan saja "rumah" Dia jugalah yang pertama-tama duduk di samping buaian kesenian. Dia, kaum perempuan itu, dialah yang mula-mula terbuka ingatannya membuat tali guna mengikat bagian-bagian gubugnya, membikin barang-barang keperluan hidup yang sangat butuh, sebagai misalnya melunakkan kulit binatang yang sudah kering, menganyam tikar atau menganyam keranjang, memintal serat kayu jadi benang, menenun benang itu menjadi kain kasar, membentuk tanah liat menjadi seragam periuk ataupun sejenis pinggan.

Tetapi setengah lagi kaum ahli, - misalnya Dr. Fleure dari University College of Wales -, mengatakan, bahwa tahapan perburuan serta pencaharian ikan itu bukan diikuti oleh periode peternakan, melainkan oleh proses menanam tumbuh-tumbuhan, yakni langkah pertanian. Morgan, seorang berpengalaman yang lain, ada berpendapat lain lagi. Menurut beliau maka tidak merupakan periode yang manusia cuman melulu berburu & mencari ikan saja.

Demikianlah umumnya keadaan kaum perempuan di zaman kekuasaan dipegang oleh kaum lelaki itu. Betul sekali perkataan seorang perempuan bangsa Belanda, Clara Meyer Wichmann, bahwa famili itu dus merupakan satu machts verhouding, memiliki arti, satu spot laki-laki menjalankan kekuasaannya atas perempuan. Tatkala Nabi Isa & kemudian Nabi Muhammad datang membawa agamanya masing-masing, maka sudahlah keadaan ini keadaan umum di mana-mana. Kedua-dua Nabi itu lantas mencoba menjunjung kaum perempuan itu dari keada-annya yang hina-dina itu, mencoba menolong perempuan itu dari ekses-ekses patriarchat, mengadakan aturan-aturan guna mengatur serta mengadilkan patriarchat itu.

Maka makin tambah pentingnya arti pertanian di dalam kehidupan dan penghidupan manusia itu, makin naiklah mutu perempuan, makin naiklah kekuasaannya. Makin naiklah "bintangnya", - bertambah, untuk mulanya di dalam sejarah kemanusiaan. Sebab dialah yang kini menjadi developer yang terpenting di dalam masyarakat, dari padanyalah tergantung selamat ataupun tidak selamatnya masyarakat. Cara hidup yang berpindah-beralih ruang itu berubah menjadi metode hidup yang senantiasa bagi satu ruang, manusia nomade yang hidup berkeliaran, selalu berpindah-pindah, berganti personalitas menjadi manusia yang "berdiam".

Nabi Isa mengajarkan persamaan laki-laki dan perempuan di hadapan Allah, akan tetapi pengikut-pengikutnya mengadakan lagi aturan-aturan yang mengungkung kaum perempuan itu. Padahal! Sejarah telah membuktikan dengan yakin, bahwasannya justru kaum perempuanlah yang jadi pengikut-pengikut serta propagandis-propagandis agama Nasrani yang paling ulet. Kaum perempuanlah yang dibakar mati oleh Raja di Roma, kaum perempuanlah yang dilemparkan untuk singa-singa & dicabik-cabik tubuhnya oleh binatang-binatang buas itu, oleh karena mereka menjadi pengikut ataupun propagandis agama Nasrani itu.